}); Wilayah NTT Memasuki Masa Peralihan Cuaca ke Musim Kemarau
Logo
images

Wilayah NTT Memasuki Masa Peralihan Cuaca ke Musim Kemarau

Oleh: Ryan Sudrajat P. Putra, S.TP

Staff Operasional BMKG Stasiun Klimatologi Kupang

 

          Jika dibandingkan dengan kondisi cuaca bulan sebelumnya yaitu bulan Januari dan Februari 2022, kondisi cuaca di Wilayah Nusa Tenggara Timur ini khususnya pada bulan Maret 2022 sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Kita bisa rasakan beberapa perbedaannya, antara lain pada pagi hari cuaca panas, siang atau sore hari hujan dengan durasi singkat dan  suhu udara pada siang hari terasa lebih panas, tiupan angin yang mulai mengalami perubahan arah, dan jumlah tutupan awan yang sangat dinamis atau cepat mengalami perubahan dimana nantinya akan berpengaruh pada terjadinya cuaca buruk.

          Sebagian masyarakat awam kerap menandai bulan Maret sebagai bulan masuknya musim kemarau di wilayah Nusa Tenggara Timur. Bukan tidak tepat, namun dasar penentuan masuknya musim kemarau tidak hanya berdasar pada bulan-bulan tertentu saja, melainkan banyak faktor yang perlu diamati dan dianalisis, terlebih karakter wilayah Indonesia dan Nusa Tenggara Timur yang terbilang cukup unik. Indonesia memiliki posisi geografis yang strategis; terletak di daerah tropis, di antara Benua Asia dan Benua Australia, diapit oleh Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dilalui garis khatulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur serta dikelilingi oleh lautan yang luas menyebabkan wilayah Indonesia memiliki tingkat keragaman cuaca dan iklim yang tinggi.

          Karakteristik cuaca pertama yang dibahas adalah karakteristik hujan pada masa pancaroba. Udara lembap dan panas yang terik menyebabkan terbentuknya awan jenis konvektif secara masif. Awan-awan jenis konvektif khususnya awan cumulonimbus (awan CB)  menyebabkan turunya hujan yang disertai dengan petir dan guntur. Frekuensi terjadinya hujan sekitar dua kali dalam sepekan. Waktu terjadinya hujan pada masa pancaroba adalah pada sore hingga malam hari. Hal tersebut tentu ada faktor pemicu nya sehingga beberapa parameter cuaca mengalami perubahan yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pula kondisi parameter cuaca lainnya.

           Antara bulan Maret sampai dengan April merupakan peralihan antara musim hujan dan musim kemarau (Wirjohamidjojo, 1995). Berdasarkan data distribusi frekuensi angin bulanan Stasiun Klimatologi Kupang dari tahun 1985 sampai dengan 2021, pada bulan Januari dan Februari arah angin dominan berasal dari Barat hingga Barat Laut. Jika dibandingkan dengan bulan Maret arah angin dominan berasal dari Barat Laut dan pada bulan April arah angin berasal dari Utara. Udara juga terasa gerah karena kondisi atmosfer yang lembab ditambah dengan panas yang cukup terik. Dengan kondisi udara yang lembap dan panas alangkah baiknya menjaga suhu ruangan dan kebersihan tubuh supaya terhindar dari risiko penyakit.

          Karakteristik kedua adalah kondisi udara saat masa pancaroba. Suhu udara pada masa pancaroba cenderung tinggi dan panas. Panasnya suhu diakibatkan oleh pergerakan semu tahunan matahari yang bergerak dari bumi belahan selatan menuju ekuator (Katulistiwa) melintasi Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

          Karakteristik ketiga adalah kondisi cuaca laut saat masa pancaroba. Kecepatan angin pada masa pancaroba sudah mulai berkurang dan tidak sekencang saat musim baratan (penghujan) dan timuran (kemarau) akibat transisi perubahan arah bergeraknya angin. Angin yang mulai lemah dan melambat menyebabkan ketinggian gelombang laut berkurang tidak seganas saat musim kemarau dan musim hujan.
          BMKG sebagai suatu lembaga yang bertugas dalam memberikan layanan informasi kepada instansi terkait dan masyarakat terkait iklim dan musim, telah secara berkala melakukan prakiraan musim. Prakiraan musim ini dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada musim kemarau yang di rilis pada bulan Maret  dan musim hujan di rilis pada bulan September

Kapan Musim Kemarau Tahun 2022 di Wilayah NTT?

          Kedatangan musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi Angin Timuran (Monsun Australia). Hingga Februari 2022, aliran angin Monsun Asia masih cukup kuat sesuai dengan normalnya dan diprakirakan masih berlangsung hingga Maret 2022. BMKG memprediksi peralihan angin monsun terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada akhir April 2022 dan mulai mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei hingga Agustus 2022.

          Berdasarkan rilis prakiraan musim kemarau yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Kupang sebagai UPT BMKG yang berwenang menganalisis dan memonitor musim di wilayah NTT pada Pertengahan Maret lalu, sebanyak sebanyak 4.3% diprediksi akan mengawali Musim Kemarau pada bulan Maret 2022, yaitu di Flores Timur bagian utara. Sedangkan sebanyak 95.7% wilayah akan memasuki musim Kemarau pada bulan April 2022,. wilayah NTT sendiri terbagi menjadi 23 Zona Musim (ZOM).

Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Awal Musim Kemarau (periode 1991-2020), maka Awal Musim Kemarau 2022 di Provinsi Nusa Tenggara Timur diprakirakan SAMA pada 14 ZOM (60,9%), MUNDUR pada 8 ZOM (34,8%), dan MAJU pada 1 ZOM (4,3%).

          Apabila dibandingkan terhadap rerata klimatologis Akumulasi Curah Hujan Musim Kemarau (periode 1991-2020), maka secara umum kondisi Musim Kemarau 2022 diprakirakan NORMAL atau SAMA dengan rerata klimatologisnya pada 15 ZOM (65,2%). Namun sejumlah 7 ZOM (30,5%), akan mengalami kondisi kemarau ATAS NORMAL (MUSIM KEMARAU LEBIH BASAH, yaitu curah hujan Musim Kemarau lebih tinggi dari rerata klimatologis) dan 1 ZOM (4,3%) akan mengalami BAWAH NORMAL (MUSIM KEMARAU LEBIH KERING, yaitu curah hujan lebih rendah dari reratanya).

Puncak Musim Kemarau 2022 di Provinsi Nusa Tenggara Timur diprakirakan umumnya terjadi pada bulan Agustus 2022 (sebanyak 87,0 % Zona Musim).

Kesimpulan Prakiraan Musim Kemarau 2022

          Musim Kemarau pada tahun 2022 akan datang sama dengan normalnya dengan intensitas yang mirip dengan kondisi Musim Kemarau biasanya.

Rekomendasi menghadapi Musim Kemarau 2022

Dalam menghadapi musim Kemarau 2022, Stasiun Klimatologi Kupang menghimbau seluruh mitra, Pemerintah Daerah Tk  I dan Tk  II se - NTT dan stakeholder serta masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim Kemarau lebih awal, yaitu di wilayah Flores Timur bagian utara.

Puncak Musim Kemarau Tahun 2022 diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2022. Karena itu Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim Kemarau terutama di wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, dan rawan terjadi kekurangan air bersih.

Memasuki masa peralihan dari Musim Hujan ke Musim Kemarau Pemerintah Daerah dapat lebih mengoptimalkan penyimpanan air  untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.



Dipost Oleh BuMERANG Kreasi

K2S (Kontak Kerukunan Sosial) Kota Kupang Paguyuban Keluarga Jawa Kota Kupang. Guyub Rukun Agawe Santoso

Tinggalkan Komentar